Minggu, 09 Oktober 2011

PEMANFAATAN SAMPAH DAPUR BERUPA SISA BUAH DAN SAYUR MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR

oleh : Febry Maulana, dkk*, Kurniawan Subatra, S.P**
(* Siswa Ekskul Karya Ilmiah Remaja SMPN 51 Palembang, ** Pembimbing Ekskul KIR SMPN 51 Palembang

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Banyaknya sampah-sampah organik yang tidak terpakai ataupun limbah pertanian maupun peternakan yang terbuang menjadi masalah apabila dibiarkan begitu saja. Perlu adanya penanganan yang tepat agar sampah dan limbah organik tersebut lebih bermanfaat. Salah satu yang dilakukan dengan membuat pupuk cair organik. Pupuk cair organik ini diharapkan menjadi salah satu solusi dalam menangani limbah ataupun sampah organik yang tidak terpakai. Sehingga akan mengurangi penggunaan pupuk kimia buatan.
Selain dapat digunakan sebagai penyubur tanah dan tanaman, ternyata juga dapat digunakan sebagai starter pada pembuatan kompos. Namun harga dipasaran relative mahal, oleh karena itu pelu dikembangkan suatu cara agar dapat menghasilkan pupuk cair organik buatan sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat dan murah.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana upaya memanfaatkan sisa-sisa limbah rumah tangga asal buah dan sayur menjadi pupuk cair organik yang berguna untuk sebagai penyubur tanah dan tanaman dengan biaya yang murah?




1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian karya ilmiah ini bertujuan untuk mempelajari cara pembuatan pupuk cair organik yang berasal dari sampah rumah tangga seperti buah dan sayur, sehingga menjadi bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Adapun manfaat penelitian ini amat berguna bagi masyarakat, karena bisa memanfaatkan limbah yang tidak terpakai menjadi kompos yang berguna untuk kesuburan tanah dan tanaman dengan biaya murah.

1.4. Sistematika Penulisan
Karya ilmiah ini terdiri dari 5 bab dan beberapa lembar lainnya. Bab I adalah Pendahuluan, yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, serta Sistematika Penulisan.
Pada bab II dijelaskan tentang Tinjauan Pustaka, yang diuraikan atas penjelasan Dekomposer dalam  pengomposan dan Peranan kompos Sampah Daun sebagai Bahan Organik.
Bab III berisi Metode Penelitian, sedangkan bab IV dijelaskan tentang Pelaksanaan Penelitian. Selanjutnya bab V dijelaskan Karakteristik Pupuk Cair Organik Asal buah dan Sayur serta Uji daya tumbuh Mikroorganisme dengan media biji kacang hijau, yang terdiri dari  Data Hasil Penelitian dan Analisis.
Karya Ilmiah ini ditutup dengan bagian Bab VI Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran. Sebagai pertanggungjawaban disertakan pula Daftar Pustaka dan Daftar Lampiran.



II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Limbah Rumah Tangga Asal Buah dan Sayur
Sampah merupakan hasil buangan dari aktivitas pertanian, perkebunan, peternakan, pabrik, maupun manusia. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup. Limbah dari buah dan sayur tersebut dapat diolah menjadi suatu produk yang menguntungkan dan ramah lingkungan. Salah satu alternative yang dapat dilakukan adalah dengan mengolah limbah tersebut menjadi pupuk cair organik. Penggunaan limbah buah dan sayur sangat menguntungngkan karena limbah tersebut mudah terdekomposisi dan kaya akan nutrisi bagi tanah dan tanaman (Purwendro, S  dan Nurhidayat, 2009 ).

Bahan baku pupuk organik cair yang sangat bangus yaitu bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buahan dan sisa-sisa sayuran. Semakin besar kandungan selulosa dan bahan organik, maka proses penguraian oleh bakteri akan semakin lama. Bahan organik yang paling bagus adalah sayuran wortel, sawi, selada, kulit jeruk, pisang, durian, kol. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini juga kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tanaman (Musnamar,  2003).

Pupuk cair organik ini sudah banyak dipasaran dengan beragam merek, seperti EM-4, Harmony, dan sebagainya. Namun dengan harga yang relative mahal, dirasa perlu untuk membuat sendiri pupuk cair organik sendiri, dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan dari lingkungan sekitar kita. Dengan membuat sendiri, maka akan memberikan manfaat bagi petani dan masyarakat sekitar tanpa perlu membeli ke pasar (Sobirin, 2007)




2.2. Manfaat pupuk cair organik
Di dalam pupuk cair organik selain mengandung nutrisi, juga mengandung mikroba yang baik untuk tanaman. Mikroba tersebut antara lain : Bakteri fotosintesis, bakteri asam laktat, Saccharomyces sp atau Ragi, Actinomycetes, Jamur fermentasi (Aspergillus sp). Mikroorgenisme ini penting bagi tanaman, selain sebagai nutrisi bagi tanah, juga mencegah penyakit pada tanaman (Indriani, Y.H.  2005)

Adapun manfaat dari pupuk cair organik tersebut diantaranya adalah menyediakan unsur hara bagi tanaman; memperbaiki struktur tanah; menekan bakteri yang merugikan dalam tanah; penggunaan terus-menerus terhadap tanah akan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah; aman bagi lingkungan; (Purwendro, S dan Nurhidayat.  2009).

Melihat begitu banyak limbah pasar berupa buah dan sayur sehingga manjdi berpotensi untuk dimanfaatkan kembali dengan di daur ulang menjadi suatu bahan yang bermanfaat dan berguna bagi masyarakat yaitu pupuk organik cair.















III. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian hingga penyusunan karya ilmiah ini digunakan metode ilmiah, berupa pengumpulan data kepustakaan, observasi dan analisis, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan bahan dan alat yang akan djadikan objek penelitian, serta pengumpulan data kepustakaan yang diperlukan.
2. Melakukan pengamatan untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil yang didapat dari uji coba yang dilakukan.
3. Melakukan analisis yang disajikan dan dijelaskan secara deskriftif serta kesimpulan dari hasil uji coba.
Adapun variable bebas adalah limbah pasar (buah dan sayur), sedangkan variable terikat adalah adalah pupuk cair organik yang dihasilkan, kemudian untuk melihat ada tidaknya bakteri yang berperan dalam pupuk cair organik tersebut dilakukan pengujian biji kacang hijau pada media kapas. Sebagai pembanding dilakukan tanpa pemberian pupuk cair organik (air biasa).







IV. PELAKSANAAN PENELITIAN

4.1 Alat dan Bahan
     Bahan  :
1) Buah dan sayur sisa di pasar
2) Gula merah 1/4 kg,
3) Air cucian beras.
4) kapas,
5) biji kacang hijau.
     Alat      :
1) Toples bekas astor atau ember kecil,
2) Kertas Koran,
3) Piring atau cawan
4) Sendok
5) Kamera foto.

4.2 Cara Kerja
Adapun pembuatan pupuk cair organik buah dan sayur dilakukan mulai tanggal 27 Agustus hingga 17 September 2010. Setelah pupuk cair organik jadi, maka dilakukan pengujian daya tumbuh mikroorganisme pada media biji kacang hijau yang ditaruh dikapas selama 1 minggu pengamatan.
a. Pembuatan pupuk cair organik asal sampah sisa sayur
1).    Bahan-bahan asal sampah sisa sayur ditumbuk atau diblender sampai halus
2)     Tambahkan gula merah ¼ kg yang sudah diiris tipis hingga tercampur merata. Larutkan
3)     Masukkan ke dalam ember atau toples, tambahkan air cucian nasi dan aduk sampai merata.
4)     Tutup rapat ember atau toples dengan kertas koran.
5)     Biarkan selama 2-3 minggu (larutan siap digunakan bila berbau seperti tape), lalu disaring dan larutan siap untuk digunakan.
6)     Catat hasil pengamatan (warna, bau dan tingkat kekeruhan)

b. Pengujian ada tidaknya mikroba dalam pupuk cair organik menggunakan biji kacang hijau.
      1)   Letakkan kapas ke dalam masing-maing wadah sesuai perlakuan
      2)   Basahi kapas dengan air biasa hingga lembab untuk tiap wadah.
      3)   Masing-masing wadah taruh biji kacang hijau sebanyak 10 buah.
      4)   Kemudian pupuk organik cair diberikan ke media dengan   perbandingan (1:2), siram diatas biji kacang hijau.
      5)   Biarkan selama satu minggu
      6)   Setelah satu minggu, amatilah (ada tidaknya mikroba nampak pada permukaan biji kacang hijau terdapat hifa atau benag-benag halus warna putih, kuing atau pun hitam).

4.3.Data yang dikumpulkan
Pengamatan dilakukan terhadap karakteristik pupuk cair organik yang dihasilkan dari pengolahan sampah pasar berupa buah dan sayur antara lain bentuk, warna, bau dan karakteristik lainnya. Serta hasil inkubasi pada media biji kacang hijau dilihat ada tidaknya hifa atau spora dari mikroorganisme.

V.  PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Pupuk Cair Organik.
Setelah dilakukan percobaan, dapat dilihat bahwa limbah asal buah dan sayur akan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tergantung dengan bahan asal tersebut. Seperti pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Hasil Percobaan Pembuatan Pupuk Cair Organik asal Buah dan Sayur.
Kelompok Perlakuan
warna
bau
kekeruhan
I. Pupuk cair Organik asal Buah
Kuning coklat
tape
Agak keruh
II. Pupuk cair Organik asal Buah
Kuning
tape
Agak keruh
III. Pupuk cair Organik asal Sayur
Kuning hijau
tape
Agak keruh
IV. Pupuk cair Organik asal Sayur
Hijau
tape
Agak keruh

Hasil tabel 1 menunjukkan bahwa, pupuk cair organik yang berasal dari limbah buah dan sayur berwarna kuning hingga hijau, dengan bau yang seperti tape yang menyengat. Disamping itu, pada permukaan larutan dan yang menempel di dinding toples menampakkan bercak-bercak putih seperti kapas. Bercak-bercak putih tersebut adalah mikroorganisme yang bekerja aktiv dalam menguraikan sampah buah dan sayur tersebut.

Selain itu, aroma yang ditimbulkan menyengat. Hal ini menandakan bahwa ada mikroba aktif seperti bakteri fermentasi yang biasanya ada pada tape dan juga produk pupuk cair organik sejenis buatan pabrik. Sehingga pupuk cair organik buatan sendiri ini bisa diaplikasikan ke tanah dan tanaman.

Menurut Purwendro dan Nurahidayat (2009), fermentasi yang berhasil ditandai dengan adanya bercak-bercak putih pada permukaan cairan. Cairan yang dihasilkan dari proses ini akan berwarna kuning kecoklatan dengan bau atau aroma khas yang menyengat.

5.2. Pengujian Adanya Mikroba pada Media Biji Kacang Hijau.
Pupuk cair organik tersebut mengandung mikroorganisme yang berguna bagi tanaman. Untuk itu diperlukan pengujian secara langsung dengan mata, yakni pengujian ada tidaknya mikroba dengan media kacang hijau. Dipilih media kacang hijau karena  media ini murah dan mudah tumbuh pada bahan apapun. Hasil pengamatan dapat disajiakn pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil pengamatan Pengujian ada tidaknya mikroba dengan media kacang hijau.
Kelompok Perlakuan
mikroba
I.    Kontrol (air biasa)
Tidak ada
II.  Pupuk cair Organik asal Buah
Ada
III. Pupuk cair Organik asal Buah
Ada
IV. Pupuk cair Organik asal Sayur
Ada
V.   Pupuk cair Organik asal Sayur
Ada

Hasil tabel 2 setelah inkubasi selama satu minggu menunjukkan bahwa, pada pupuk cair organik yang berasal dari limbah buah dan sayur terdapat mikroba yang aktiv. Hal ini dapat dilihat jelas dengan mata bahwa, permukaan biji kacang hijau terdapat benang-benang halus atau hifa yang dihasilkan oleh mikroba. Nampak benang-benang halus tersebut berwarna putih, coklat ataupun kuning. Hal ini sama terlihat pada permukaan tempe yang ditumbuhi jamur fermentasi  Aspergillus sp.

Menurut Wididana (1998), jenis mikroorganisma yang bersinergi satu sama lain membentuk sebuah komuni yang disebut effective microorganisme (EM) yang terdiri dari Bakteri Rhodopseudomonas sp, Bakteri Lactobacillus sp, Ragi (Saccharomyces sp), Actinomycetes, Jamur fermentasi (Aspergillus sp).

Mikroba-mikroba yang terdapat dalam larutan pupuk organik cair ini berguna bagi tanah dan tanaman, antara lain menekan pertumbuhan jamur yang merugikan seperti fusarium, meningkatkan penguraian bahan-bahan organik menjadi humus, membentuk zat anti bakteri, serta meningkatkan jumlah sel akar dan perkembangan akar (Higa dan Parr,  1997).


















VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.  Limbah pasar berupa sisa-sisa buah dan sayur dapat diolah menjadi Pupuk cair organik buatan sendiri yang ramah lingkungan.
2.  Pupuk cair organik asal sampah buah dan sayur akan memiliki karakteristik berupa warna laruan kuning hingga coklat, menghasilkan bau yang menyengat dan warna agak keruh. Produk ini menyamai produk pupuk organik olahan pabrik.
6.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada masyarakat adalah masyarakat atau petani dapat memanfaatkan limabh asal sayur ini menjadi pupuk cair organik buatan sendiri. Sehingga dapat mengurangi penumpukan sampah dan penggunaan pupuk kimia buatan.








DAFTAR PUSTAKA

Indriani, Y.H. 2005. Membuat Kompos Secara Kilat. Jakarta: Penebar Swadaya.
Musnamar, E.I.  2003. Pupuk Organik, Cair, dan Padat, Pembuatan dan Aplikasi. Jakarta : Penebar Swadaya.

Purwendro, S dan Nurhidayat. 2009. Mengolah Sampah Untuk Pupuk dan Pestisida Organik Sampah. Jakarta : Penebar Swadaya.

Sobirin. 2007. Sampah Diolah Menjadi Berkah www.sobirinsobirin@gmail.com/ starter-kompos-mikro-organik-gratisan.html. (diakses tanggal 21 Agustus 2010).

Wididana, G.N. 1998. Bokashi dan Fermentasi, Apa Sih?. Jakarta : Institut Pengembangan Sumber Daya Alam.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar